Entri Populer

Kamis, 13 Januari 2011

Bahaya Tasyabbuh (menyerupai orang kafir)


آفات التشبه(Bahaya Tasyabbuh/menyerupai orang kafir)
Oleh Muhibbuddin
 
               Setiap hari minimal 17 kali kita memohon kepada Allah dalam shalat kita, ”Tunjukilah kami (ya Allah ) ke jalan
yang lurus, yaitu jalannnya orang-orang yang Engkau berikan nikmat kapeda mereka (mukminin, muslimin, Anbiya’, mursalin,
syuhada’ dan shalihin). Bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai (yahudi) dan bukan pula jalannya orang-orang sesat
(nashrani). Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung kita ingin kehidupan kita tidak mengikuti atau dipengarui oleh
ajaran yahudi dan nashrani. Kita ingin hidup kita murni mengikuti ajaran islam, karena shiratol mustaqim hanya Islam.
Allah SWT berfirman:
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (١٠٨)
 Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik".
 
Hadits tentang akan terjadi tasyabbuh secara bertahap ( perlahan namun pasti)
 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَتَتَّبِعَنَّ سُنَنَ مَنْ كاَنَ قَبْلَكُمْ شِبْراً بِشِبْرٍ وذِرَاعاً بِذِرَاعٍ, حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ. قُلْنَا: يَارَسُوْلَ اللهِ, الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ» ؟ . رواه البخاري

Dari Abu Sa'id (al-Khudry) bahwasanya Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti sunnah (cara/metode) orang-orang sebelum kamu, sejengkal-demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga andaikata mereka menelusuri lubang ‘Dlobb' (binatang khusus padang sahara, sejenis biawak-red), niscaya kalian akan menelusurinya pula".

[Kami (para shahabat) berkata: "Wahai Rasulullah! (mereka itu) orang-orang Yahudi dan Nashrani?". Beliau bersabda: "Siapa lagi (kalau bukan mereka-red)". {H.R.al-Bukhary)

Takhrij Hadits Seacara Global

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah.

Dalam riwayat yang lain disebutkan: "...hingga andaikata mereka memasuki lubang masuk dlobb niscaya kalian akan memasukinya pula".

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dari Ibnu ‘Umar terdapat gambaran yang lebih jelas. Dari Ibnu ‘Umar radliallâhu 'anhuma, Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh Ummatku akan melakukan apa yang dilakukan oleh Bani Israil, sama persis layaknya sepasang sandal dengan pasangan yang lainnya, hingga andaikata pada mereka ada orang yang mengawini ibunya secara terang-terangan, maka di kalangan ummatku akan ada yang sepertinya".

Syarah hadits

Makna hadits diatas adalah bahwa Rasulullah telah mensyinyalir melalui nubu-at (tanda-tanda kenabian)-nya, bahwa kelak di akhir zaman, ada diantara umatnya yang mengikuti gaya hidup orang-orang sebelum mereka, yaitu orang-orang Yahudi dan Nashrani.

Beliau menegaskan bahwa di dalam mengikuti dan meniru-niru gaya hidup mereka tersebut, umatnya melakukannya secara bertahap dari mulai sejengkal, sehasta dan seterusnya (sebagaimana terdapat di dalam tambahan riwayat yang lain).

Ketika Rasulullah menyinggung tentang orang-orang sebelum mereka, para shahabat seakan tahu siapa mereka itu, yaitu orang-orang Yahudi dan Nashrani, tetapi masih ragu dan ingin mendapatkan penegasan dari Rasullah.

Namun Rasulullah menjawabnya dengan gaya bahasa bertanya pula sebagai penegasannya: "Kalau bukan mereka, siapa lagi?".

Hadits tersebut dimulai dengan tiga kata penegas; yaitu al-Qasam al-Muqaddar (Bentuk sumpah yang abstrak), al-Lâm serta an-Nûn. Semuanya di dalam tata bahasa Arab adalah merupakan bentuk penegasan dimana seharusnya kalimat aslinya berbunyi ‘Demi Allah, Sungguh kamu akan mengikuti...'.


Hadits-Hadits Serupa

لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِيْ بِأَخْذِ الْقُرُوْنِ قَبْلَهَا شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ. فَقِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَفَارِسَ وَالرُّوْمِ. فَقَالَ: وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَـئِكَ. (رواه البخاري عن أبي هريرة، صحيح.

Artinya: “Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta”. Ada orang yang bertanya, “Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia dan Romawi?” Jawab Beliau, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah z, shahih).

لَتَتَّبِعَنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوْهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَلْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى. قَالَ: فَمَنْ. (رواه البخاري عن أبي سعيد الخدري، صحيح.(

Artinya: “Sesungguhnya kamu akan mengikuti jejak orang-orang yang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan kalau mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kamu mengikuti mereka”. Kami bertanya,”Ya Rasulullah, orang Yahudi dan Nasrani?” Jawab Nabi, “Siapa lagi?” (HR. Al-Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri z, shahih).


Bahaya Tasyabbuh

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ. (رواه أبو داود وأحمد عن ابن عباس.

Artinya: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan).
Al-Munawi berkata: “Menyerupai suatu kaum artinya secara lahir berpakaian seperti pakaian mereka, berlaku/ berbuat mengikuti gaya mereka dalam pakaian dan adat istiadat mereka”.

Rasulullah melarang umatnya tasyabbuh biqaumin (menyerupai suatu kaum). Yang dimaksud dengan menyerupai disini adalah mengamalkan suatu amalan yang menjadi ajaran agama lain padahal Islam telah mengajarkannya. Sedangkan yang dimaksud dengan suatu kaum adalah umat selain umat Islam yang mereka secara jelas memiliki kekhasan dalam menampakkan ajaran mereka. Contoh kaum nasrani biasa menggunakan kalung atau lambang-lambang salib, para rahib-rahib yang memiliki pakaian khas serta wanita-wanita kafir yang suka berpakaian ketat dan menampakkan aurat.


Contoh Bahaya Tasyabbuh dalam berpakaian

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا؛ قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَتُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا. (رواه مسلم عن أبي هريرة، صحيح.

Artinya: “Dua golongan ahli Neraka yang aku belum melihat mereka (di masaku ini) yaitu suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengan cambuk itu. (Yang kedua ialah) kaum wanita yang berpakaian (tapi kenyataan-nya) telanjang (karena mengekspose aurat), jalannya berlenggak-lenggok (berpenampilan menggoda), kepala mereka seolah-olah punuk unta yang bergoyang. Mereka itu tak akan masuk Surga bahkan tak mendapatkan baunya, padahal baunya Surga itu tercium dari jarak sedemikian jauh”. (HR. Muslim)

Kalau tasyabbuh dalam berpakaian saja telah membinasakan pelakunya, lalu bagaimana halnya tasyabbuh dalam hal yang lebih besar lagi, seperti tasyabbuh dalam sistem pemerintahan, hukum, ibadah, akidah dsb? Tentu jawabannya pasti akan terjadi kebinasaan di dunia dan akhirat.

Wallhu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar